[Inspirasi] ‘Khembak Sumbuk’ Bersama Mera dan Sucia
GAMOLAN (Gemelan Lampung) yang dinamis dengan dominasi suara kenong menguasai Balai Keratun, Kamis (16-6) siang. Dua penari cantik dengan pakaian adat Lampung Barat yang dirancang sederhana mengikuti ritme musik tersebut. Mereka adalah Mera Putri (16) dan Sucia Aprilia (16).
Mera Putri dan Sucia Aprilia.
Dua siswi SMA Negeri 1 Pesisir Tengah, Lambar, ini terus ngigel menguasai panggung yang ditonton seratusan hadirin pada acara Pengukuhan Pengurus Dewan Kesenian Lampung. Gerakannya yang indah dengan masing-masing menjinjing bakul kecil memukau penonton. Mereka sedang menarikan tari Khembak Sumbuk (bermain bakul bersama) karya Sudaryanto, guru SMAN 1 Pesisir Tengah.
Sayangnya, pentas dua dara yang concern dengan kesenian daerah itu terhenti di tengah, karena musik yang diputar menggunakan CD player itu ngadat. Tarian sempat diulang, tetapi insiden kembali terjadi. Terpaksa dua penari berbaju merah terang itu keluar panggung tanpa menyelesaikan misinya.
Mera dan Sucia dengan Khembak Sumbuk ini menjadi tamu kehormatan untuk tampil di pentas ini. Itu karena mereka adalah pemenang Festival Tari Provinsi Lampung 2011. “Kami diundang untuk tampil di sini atas undangan Dewan Kesenian Lampung,” kata Mera.
Tentang ketertarikan kepada tari daerah itu, Mera mengaku karena ia memang tinggal di daerah yang masih sering melaksanakan prosesi adat Lampung. “Kalau di daerah kami memang masih sering ada acara adat. Seperti nyambai, masih ada di tempat kami dan kami masih ikut,” kata gadis berkulit putih ini, didampingi Sucia.
Sudaryanto, guru SMAN 1 Pesisir Tengah yang aktif membina siswa dalam berbagai event seni budaya, mengaku tidak sulit mencari penari dan pelaku seni Lampung untuk berbagai event. Saat ada informasi lomba tari kreasi tradisional tingkat provinsi, ia menciptakan tari Khembak Lumbuk.
Kemudian ia merekrut Mera dan Sucia untuk mengekspresikan gerak yang diadopsi dari kebiasaan warga Lambar menggunakan bakul untuk berbagai keperluan. Menang di lomba tingkat provinsi, khuwa muli Lampung ini dikirim ke Makassar untuk mengikuti lomba sejenis di tingkat nasional. “Kami akan berangkat Senin tanggal 20 Juni. Doakan kami menang, ya,” ujar dia.
Mera dan Sucia mengaku akan sekuat tenaga mempertahankan kesenian Lampung agar tetap hidup. Menurut mereka, kesenian Lampung dapat mendekatkan penggunanya dengan budaya daerahnya. (SDM)
Sumber: Lampung Post, Minggu, 19 Juni 2011
Mera Putri dan Sucia Aprilia.
Dua siswi SMA Negeri 1 Pesisir Tengah, Lambar, ini terus ngigel menguasai panggung yang ditonton seratusan hadirin pada acara Pengukuhan Pengurus Dewan Kesenian Lampung. Gerakannya yang indah dengan masing-masing menjinjing bakul kecil memukau penonton. Mereka sedang menarikan tari Khembak Sumbuk (bermain bakul bersama) karya Sudaryanto, guru SMAN 1 Pesisir Tengah.
Sayangnya, pentas dua dara yang concern dengan kesenian daerah itu terhenti di tengah, karena musik yang diputar menggunakan CD player itu ngadat. Tarian sempat diulang, tetapi insiden kembali terjadi. Terpaksa dua penari berbaju merah terang itu keluar panggung tanpa menyelesaikan misinya.
Mera dan Sucia dengan Khembak Sumbuk ini menjadi tamu kehormatan untuk tampil di pentas ini. Itu karena mereka adalah pemenang Festival Tari Provinsi Lampung 2011. “Kami diundang untuk tampil di sini atas undangan Dewan Kesenian Lampung,” kata Mera.
Tentang ketertarikan kepada tari daerah itu, Mera mengaku karena ia memang tinggal di daerah yang masih sering melaksanakan prosesi adat Lampung. “Kalau di daerah kami memang masih sering ada acara adat. Seperti nyambai, masih ada di tempat kami dan kami masih ikut,” kata gadis berkulit putih ini, didampingi Sucia.
Sudaryanto, guru SMAN 1 Pesisir Tengah yang aktif membina siswa dalam berbagai event seni budaya, mengaku tidak sulit mencari penari dan pelaku seni Lampung untuk berbagai event. Saat ada informasi lomba tari kreasi tradisional tingkat provinsi, ia menciptakan tari Khembak Lumbuk.
Kemudian ia merekrut Mera dan Sucia untuk mengekspresikan gerak yang diadopsi dari kebiasaan warga Lambar menggunakan bakul untuk berbagai keperluan. Menang di lomba tingkat provinsi, khuwa muli Lampung ini dikirim ke Makassar untuk mengikuti lomba sejenis di tingkat nasional. “Kami akan berangkat Senin tanggal 20 Juni. Doakan kami menang, ya,” ujar dia.
Mera dan Sucia mengaku akan sekuat tenaga mempertahankan kesenian Lampung agar tetap hidup. Menurut mereka, kesenian Lampung dapat mendekatkan penggunanya dengan budaya daerahnya. (SDM)
Sumber: Lampung Post, Minggu, 19 Juni 2011
0 komentar:
Posting Komentar